RAKYATPANTURAN.COM – Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden AS 2024 melawan Kamala Harris, petahana wakil presiden dari Partai Demokrat.
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dipantau Fox News hingga 6 November sore waktu Jakarta, Trump telah berhasil meraih 277 suara elektoral, melewati ambang batas 270 yang diperlukan untuk menang.
Trump memperoleh kemenangan besar di beberapa negara bagian kunci, termasuk Georgia, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Baca Juga:Apple Siapkan Investasi Rp158 Miliar untuk Produksi di Indonesia, Syarat Penjualan iPhone 16 Terkendala TKDNLiverpool Puncaki Klasemen Liga Champions, Kalahkan Bayer Leverkusen 4-0
Khususnya Wisconsin, yang sebelumnya mendukung Joe Biden di Pilpres 2020, berbalik memberikan dukungan kepada Trump, yang menguatkan posisinya dalam meraih kemenangan.
Selain unggul dalam suara elektoral, Trump juga meraih 51,2 persen suara rakyat, unggul tipis atas Harris yang memperoleh 47,4 persen.
Meskipun hasil final masih dalam proses perhitungan, Fox News adalah yang pertama memproyeksikan kemenangan Trump, sebuah langkah yang menandai momentum politik besar bagi Partai Republik.
Trump, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai presiden pada periode 2016-2020, kembali mencalonkan diri untuk periode ketiga berturut-turut, sementara Kamala Harris mencalonkan diri setelah Presiden Joe Biden mundur dari pencalonan.
Kemenangan ini menjadikan Trump sebagai kepala negara AS kedua yang terpilih untuk dua periode non-berturut-turut setelah Presiden Grover Cleveland pada abad ke-19.
Kemenangan Trump yang sudah terprediksi oleh Fox News bisa membawa dampak besar pada politik AS, terlebih dalam transisi kekuasaan dan kebijakan luar negeri yang akan diambil oleh pemerintahan yang dipimpin oleh mantan presiden ini.
Keberhasilannya menguasai negara-negara bagian yang sempat didominasi Biden pada 2020 mencerminkan perubahan preferensi pemilih yang signifikan.
Baca Juga:Trump Memimpin di Pemilu AS, Namun Ketegangan dan Klaim Penipuan Menghiasi Hari PemilihanKunjungan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong ke Istana Merdeka
Dengan kemenangan yang semakin tak terkejar ini, Trump berpotensi kembali memimpin AS setelah hampir empat tahun berada di luar Gedung Putih.
Pemilu AS 2024 ini tidak hanya menjadi ajang politik penting, tetapi juga menunjukkan bagaimana dinamika pemilih dapat berbalik drastis dalam waktu singkat.
Perkembangan selanjutnya akan menentukan seperti apa arah politik AS dalam beberapa tahun mendatang. ***