Ketika Liga Europa Jadi Napas Terakhir: Manchester United Bertaruh Masa Depan di Tengah Badai Utang

Manchester United
Manchester United terancam krisis keuangan akibat utang membengkak dan performa buruk di Liga Inggris. Liga Europa jadi harapan terakhir demi tiket Liga Champions dan menyelamatkan masa depan klub/Instagram Manchester United.
0 Komentar

RAKYATOANTURA.COM – Di tengah sorotan yang biasanya tertuju pada gemerlap stadion dan aksi para bintang di atas lapangan, ada drama lain yang lebih sunyi namun jauh lebih menentukan sedang berlangsung di balik layar Old Trafford.

Bukan hanya tentang skor dan kemenangan—melainkan tentang angka-angka dingin di laporan keuangan, tagihan yang menumpuk, dan masa depan klub legendaris yang perlahan-lahan tergencet oleh beban utang.

Manchester United, klub dengan sejarah paling gemilang di tanah Inggris, kini tengah berpacu dengan waktu dan realitas keuangan yang kejam.

Baca Juga:Moises Caicedo: Pilar Chelsea di Tengah Krisis, Perpanjangan Kontrak MenantiPersib Bandung: Comeback Dramatis di GBLA, Bangkitkan Harapan Juara Liga 1 2024/25

Di musim ini, Liga Europa bukan lagi sekadar ajang pelipur lara atau cadangan ketika Liga Champions terlewatkan.

Bagi United, kompetisi kasta kedua Eropa ini adalah tali pengaman terakhir sebelum klub yang pernah begitu berkuasa itu benar-benar terperosok lebih dalam ke jurang krisis finansial.

Pertaruhan di Tengah Ketidakmungkinan

Dengan hanya enam pertandingan tersisa di Liga Inggris dan posisi ke-14 di klasemen, peluang United untuk merangkak ke zona Eropa melalui jalur domestik nyaris mustahil.

Harapan mereka hanya satu: menjadi juara Liga Europa demi tiket otomatis ke Liga Champions musim depan—sekaligus menyelamatkan neraca keuangan klub dari jurang yang lebih dalam.

“Ini bukan lagi soal trofi, ini tentang hidup-mati sebuah bisnis global,” ujar seorang analis keuangan sepak bola kepada The Athletic belum lama ini.

Kalimat yang awalnya terdengar dramatis kini menjadi kenyataan dingin bagi Setan Merah.

Angka yang Membungkam

Deloitte Money League masih menempatkan Manchester United di posisi keempat klub dengan pendapatan tertinggi di Eropa pada 2025, dengan angka fantastis: 636,95 juta pound.

Baca Juga:Bocah Ajaib Arsenal yang Tak Gentar Hadapi Madrid: Kontrak Baru Myles Lewis-Skelly Sudah di Depan MataJurgen Klopp: Menolak Madrid dan Brasil, Kini Dihadapkan pada Dua Takdir Besar

Namun di balik pendapatan itu, United mencatat kerugian 113 juta pound musim lalu—jauh melebihi batas toleransi kerugian 105 juta pound dalam tiga tahun yang ditetapkan Liga Premier.

Dan itu belum termasuk utang berbunga yang terus menekan: 515,7 juta pound dari pinjaman, 414 juta pound dari kewajiban transfer yang belum lunas, dan bunga tahunan sebesar 35 juta pound.

Bahkan kompensasi pemecatan Erik ten Hag dan direktur olahraga Dan Ashworth pun menambah beban 14,5 juta pound.

0 Komentar