RAKYATPANTURA.COM – Di tengah temaram lampu Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, asa Madura United kembali menyala.
Kamis malam, 24 April 2025, Laskar Sape Kerrap bersiap menjalani salah satu laga terpenting musim ini—Derby Jawa Timur kontra Arema FC.
Bukan sekadar pertandingan tunda pekan ke-28 BRI Liga 1, melainkan juga pertaruhan harga diri, harapan, dan pelampiasan luka panjang.
Baca Juga:Calon Striker Naturalisasi Anyar Timnas Indonesia: Dean Zandbergen dan Mimpi Pulang ke Tanah Nenek MoyangBawa Malut United Tembus Papan Atas, Imran Nahumarury Dinobatkan Pelatih Terbaik Liga 1 Maret 2025
Musim ini, Madura United seperti menjalani dua dunia yang bertolak belakang.
Di panggung Asia, mereka tampil menjanjikan. Namun di dalam negeri, realitas pahit tak kunjung pergi.
Mereka masih tercecer di papan bawah klasemen, terus dihantui bayang-bayang zona degradasi.
Salah satu luka terdalam datang dari sesama saudara satu provinsi. Tiga kali mereka bertarung di Derby Jawa Timur—tiga kali pula mereka tumbang.
Persebaya, Arema, dan Persik, semuanya sukses membuat Madura United pulang dengan kepala tertunduk.
Seolah belum cukup, kekalahan terbaru dari Persebaya, yang bermain dengan 10 orang pun, menjadi tamparan yang menyakitkan.
Namun sepak bola tak mengenal kata menyerah. Justru di tengah himpitan itulah, karakter tim diuji.
Baca Juga:Persib Bandung Kian Dekat ke Tangga Juara, Hanya Butuh Delapan Poin LagiPersebaya Tundukkan Madura United 1-0, Meski Bermain dengan 10 Pemain
Dan malam nanti, Madura United datang bukan untuk menambah catatan kelam, melainkan untuk menulis cerita baru.
Pertaruhan Lebih dari Sekadar Tiga Poin
Bagi Madura United, laga ini jauh melampaui persoalan angka. Ini tentang pembuktian diri. Ini tentang mengangkat kembali kepala yang telah lama tertunduk. Dan tentu saja, ini tentang bertahan di Liga 1.
“Pertandingan ini penting, kami butuh poin,” tegas pelatih Alfredo Vera.
Ia menyadari betul bahwa medan yang akan mereka hadapi tak mudah. Meski bermain di tempat netral, Arema tetaplah tim besar yang punya reputasi.
Tapi Vera tak ingin pemainnya terjebak dalam rasa takut.
“Kami harus berpikir positif, percaya pada tim ini,” ujarnya.
Di mata pelatih asal Argentina itu, semangat dan keyakinan justru jadi amunisi utama.
Di saat semua orang mulai meragukan, ia justru ingin anak asuhnya memeluk kepercayaan diri dan menjadikannya bahan bakar untuk bertarung.
Waspada, Singa Sedang Lapar